Sejenak
kita mengingat tetesan darah pendahulu kita yang tak kenal lelah dalam
mempertahankan kemerdekaan yang selalu menjadi dambaan setiap jiwa
masyarakat Indonesia, tak pernah terfikir oleh mereka bahwa suatu saat
pasti akan menggapainya, aliran–aliran semangat yang sangat melekat
dalam jiwa mereka mengantarkan mereka kedalam gerbang kesuksesan menuju
pantai impian yaitu kemerdekaan. Tapi sayang di zaman sekarang anak
cucu mereka malah ingin menghancurkan dari dalam dengan cara yang tidak
banyak orang pedalaman tahu.
Rupanya
pemerintah melakukan kajian besar-besaran dalam memberantas
kejahatan-kejahatan oleh oknum yang tak bertanggung jawab terhadap
tugasnya, mereka mengatasnamakan jabatannya hanya untuk kepentingan
pribadi semata, mereka tidak memandang mana rakyat bawah dan mana
rakyat konglomerat. Para tikus berdasi mulai di buru untuk di lakukan
investigasi, harta para penguasa mulai dihitung untuk di cari
keilegalannya, vonis-vonis sering dijatuhkan karena memang tiap harinya
tikus-tikus tersebut merongrong pondasi Negara, triliunan rupiah hilang
dalam sekejap di ambil tikus-tikus tersebut, yang akhirnya rakyat bawah
menjadi korbannya.
Kita
lihat sejenak saudara tanah air kita yang berdiam di tengah gejolak
yang penuh dengan ambisi, rakyat kita menjadi pekerja dari pihak asing
yang ingin memeras kekayaan alam, kita sebut saja Exon mobile milik
pemerintah Amerika menjarah setengah dari hasil minyak kita mereka
menuai pendapatan kurang lebih 75% , padahal kalau kita menjadi
pengebor minyak di rumah sendiri tentunya hasil itu cukup untuk memberi
makan orang yang tidak punya di Indonesia, mungkin banyak diantara kita
yang tidak mengetahui bahwasannya mereka telah berbuat jahat kepada
kita yang sesungguhnya bersembunyi di balik kedok pemerintah kita, jadi
kita tak perlu heran ketika mendapatkan berita yang sangat menyayat
hati berupa hilangnya triliunan rupiah asset milik Negara kita, dan
sekali lagi kesengsaraan hanya milik orang yang tidak punya apa-apa.
Kalau
saja kita memperhatikan dengan seksama bagaimana mereka menggunakan
pelicin-pelicin tersebut untuk kepentingan pribadi, kita semakin iri
karena ada ungkapan “maling ayam dihukum mati, tikus berdasi dihukum
sebentar” yang memang di artikan kurang lebih bahwa orang miskin yang
mencuri akan di gebuki oleh massa yang liar untuk menghukum kelakuannya
, sedangkan koruptor hanya menggunakan hasil korupsinya untuk menutup
mulut para jaksa dan hakim yang sudah hilang akalnya, kalau kita
perhatikan mereka rata-rata mereka melakukan korupsi karena dua alasan:
1. Desakan kebutuhan
Mereka
semua yang terkena kasus korupsi karena memang mereka memaksakan untuk
menjadi pejabat pemerintah tanpa ada perhitungan yang matang terhadap
niat ikhlas bahwa setelah mereka menjadi pejabat mereka akan mewakili
rakyat. Seakan-akan pemerintahan menjadi lahan untuk mencuri secara
sembunyi-sembunyi dan menjadikan perburuan harta yang aman dari
kalangan, sehingga timbul kesan sebagai lahan bisnis.
2. Dorongan keserakahan
Hal itu terjadi karena memang mereka lebih memilih hasil tanpa melihat
kebawah bahwa ada yang lebih membutuhkan hasil dari korupsi tersebut.
Keserakahan telah membutakan hati nurani mereka, andaikan mereka sadar
terhadap uang yang telah mereka Korupsikan akan berguna bagi masyarakat
bawah, Negara agraris ini tak akan menjadi seperti ini.

0 komentar:
Posting Komentar